Jumat, 17 April 2015

BISNIS INTERNASIONAL


BAB 1
            PENDAHULUAN

Ruang Lingkup
Di samping studi bisnis internasional ada studi ekonomi internasional. Pada hakekatnya dua studi tersebut memiliki ciri yang sama tetapi sedikit berbeda. Dikatakan sama karena obyek studinya sama dan dikataka berbeda karena cara pendekatanya berbeda.
Perbedaan pokok antara Bisnis Internasional dengan Ekonomi Internasional adalah :
·         Studi bisnis internasional lebih menekankan multi aspek dari aplikasi transaksi internasional, sedangkan studi ekonomi internasional lebih menekankan aspek teori ekonomi normative dari transaksi internasional.
·         Karena sifat multi aspek, maka studi bisnis internasional mempunyai pendekatan interdisciplinary sedangkan studi ekonomi internasional relatih menakankan aspek ilmu ekonomi.
·         Studi bisnis internasional relative lebih menekankan aspek mikro, sedangkan ekonomi internasional relative lebih menekankan aspek makro.
·         Studi bisnis internasional lebih menaknkan aspek manajerial strategis sedangkan ekonomi internasional lebih menekankan aspek teoritis.

A.      Obyek Studi
Baik studi ekonomi internasional maupun studi bisnis internasional mempunyai (scope of study) dari pokok bahasan yang sama, yakni :
1.       Perdagangan internasional
2.      Keuangan internasional
3.      Investasi internasional
4.      Lingkungan bisnis internasional



Perdagangan Internasional
Kerangka studi perdagangan internasional (international trade framework) berkenaan dengan lalu lintas berpindahan (transfer) barang-barang dan jasa-jasa antar negara-bangsa yang melampaui batas wilayah negara (accross national frontiers).
Inti studinya adalah menelaah alat-alat perdagangan internasional. Bagaimana mencatat transaksi barang-barang dan jasa-jasa serta pengendalian dan pengawasannya.

Keuangan Internasional
Kerangka studi keuangan internasional bisa dilihat secara makro maupun mikro. Secara makro studi keuangan internasional pada intinya menyangkut studi neraca pembayaran internasional (balance of payment) baik akuntingnya maupun analisisnya, studi tentang devisa (foreign exchange) dan kurs mata uang, sistem moneter internasional dan lain sebagainya.
Stusi keuangan internasional secara mikro, pada hakekatnya adalah studi tentang manajemen keuangan internasional yang dijalankan perusahaan bisnis internasional, terutama studi keuangan perusahaan raksasa multi nasional (multinational corporation). Lingkup studinya meliputi analisis dan pengawasan resiko kurs atau nilai tukar mata uang, studi tentang kebijakan modal kerja suatu perusahaan bisnis internasional, studi tentang pembelanjaan (financing) perdagangan internasional dan studi tentang investasi jangka panjang (capital budgeting) dan pembelanjaan jangka panjang (long term financing).

Investasi Internasional
Kerangka studi investasi internasional atau investasi asing biasa dibagi ke dalam dua kelompok yakni (i) investasi langsung atau penanaman modal asing (foreign direct investment) dan (ii) investasi dalam portofolio (portfolio foreign investment).
Penanaman modal asing atau investasi langsung adalah pada hakekatnya merupakan investasi dalam bentuk mendirikan pabrik(berikut peralatan dan perlengkapannya) diluar negeri, adanya alih tekhnologi, pengetahuan (know how), bagaimana manajemen dan lain sebagainya, keluar negeri. Perusahaan raksasa multinasional (MNCs) memegang peranan penting dalam menjalankan investasi langsung.
Investasi asing dalam bentuk portfoloio adalah investasi dalam bentuk pembelian surat-surat berharga  di pasar keuangan internasional (pasar uang dan pasar modal) di luar negeri. Banyak pakar berpendapat bahwa studi investasi internasional erat kaitannya dengan masalah sektor (ekonomi) riil dan masalah sektor keuangan.

Lingkungan Bisnis Internasional
Kerangka studi lingkungan adalah studi yang juga penting dalam bisnis internasional dan ekonomi internasional. Lingkungan bisnis atau ekonomi adalah faktor yang mempengaruhi pelaku bisnis atau ekonomi, tetapi tidak bisa dipengaruhi oleh pelaku tersebut. Lingkungan bisnis akan mempengaruhi keuntungan pelaku binsis dan sekaligus merupakan resiko atau peluang yang harus di perhatikan pelaku bisnis. Faktor-faktor lingkungan bisa berupa ekonomi, politik, hukum, sejarah, sosial budaya dan geografis.

B.      Pengertian Bisnis Internasional
Bisnis Internasional diartikan sebagai suatu studi tentang transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan internasional (ekspor dan impor) dan foreign investment (direct maupun indirect atau portfolio) yang dilakukan oleh individu dan perusahaan atau organisasi.
Atau dapat disebut bahwa bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis (pemerintah atau perusahaan) yang berlangsung di luar batas wilayah negara (beyond national boundaries)
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bisnis internasional adalah suatu aransemen institusional yang dilengkapi dengan sejumlah manajemen untuk mengarahkan kegiatan ekonomi yang terjadi diluar negeri.
Secara analitis, dikenal beberapa riset atau pola bisnis internasional yakni (i) multinational business, (ii) transnational business, (iii) global business dan (iv) supranational business.
Multinational business adalah kegiatan bisnis di lebih dari dua negara. Transnational business adalah kegiatan bisnis dimana manajemen dan kepemilikan perusahaan tersebar di lebih dari dua negara. Global business adalah kegiatan bisnis yang daerah operasinya sudah meluas ke seluruh pelosok dunia. Supranational business adalah kegiatan bisnis yang sudah tidak lagi mengenal batas wilayah.


BAB 2
BISNIS INTERNASIONAL
DIVERSITAS DAN PERSAINGAN

I.      Pengantar
Dalam kuliah ke 2 ini akan dibahas :
·         Adanya internasionalisasi pasar yang semakin dramatis dimana di dalamnya terdapat persaingan global yang semakin tajam.
·         Perusahaan-perusahaan semakin banyak beroperasi di lebih dari satu negara dengan berbagai penamaan yang menarik seperti perusahaan-perusahaan “multinasional”. “global”, “internasional” dan “transnasional”.
·         Sejarah perkembangan bisnis internasional untuk mengetahui adanya perbedaan-perbedaan perusahaan-perusahaan masa kini.
·         Mengapa bisnis internasional berbeda dari bisnis domestik.
·         Lingkungan Bisnis: Lingkungan eksternal dan Internal yang perlu diperhatikan perusahaan di dalam menjalankan bisnisnya.
II.    Terminologi Bisnis Internasional
Bisnis internasional didalam sejarah sudah lama di kenal (mengenai sejarah perkembangannya akan dibahas pada bagian III) Di dalam perkembangannya bisnis internasional semakin modern, rumit dan kompleks. Berkat adanya perkembangan teknologi yang cepat dan semakin tinggi kualitasnya, negara-negara didunia semakin tergantung satu sama lain sehingga hubungan ekonomi dan bisnis semakin tidak lagi mengenal batas wilayah negara. Akibatnya karakteristik bisnis internasional semakin unik dan istiwema. Hal inilah yang di sebut Globalisasi.
Globalisasi secara umum diartikan sebagai suatu proses dimana masyarakat dunia menjadi semakin berhubungan, terkait, dan tergantung satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan  seperti social, budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, dan lain-lain.
Beberapa komponen utama yang menjadi motor penggerak globalisasi.
1.      Deregulation
2.      Invention/innovation/diffusion
3.      Competitive advantage
4.      Cross bordeless
Keempat komponen utama diatas, baik langsung maupun tidak langsung sangat berkaitan dengan permasalahan bisnis internasional. Arus globalisasi akibat moderenisasi dan kemajuan teknologi dibidang manufacturing, rekayasa teknologi, transportasi dan telekomunikasi telah mendorong setiap perusahaan/Negara untuk melakukan deregulasi agar dapat mengikuti dan melakukan invention, innovation dan diffusion untuk dapat memiliki competitive edvantage dalam menghadapi berbagai aktivitas bisnis internasional yang bersifat cross bordeless.

Bisnis Multinasional
Perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produknya di dua negara atau lebih sehingga dalam aktivitasnya melibatkan dua mata uang atau lebih yang berbeda. Pada umumnya MNC memiliki kantor pusat disuatu negara dan didukung oleh beberapa anak perusahaan dinegara lain yang pengoperasiannya dengan telekomunikasi.

Bisnis Global
Sebenarnya pengertian “bisnis global” tidak berbeda dengan pengertian “bisnis multinasional” yang menunjukkan operasi bisnis yang meluas keseluruh pelosok wilayah di dunia. Perusahaan global beroperasi di lebih dari 2 negara yang operasi bisnisnya bersifat integratif seperti misalnya merancang produk dan jasa untuk segmen pasar global atau membuat pelbagai bagian produk yang berbeda (different parts of a product) di pelbagai negara.

Bisnis Internasional
Bisnis internasional juga pada hakekatnya sama pengertiannya dengan bisnis global atau bisnis multinasional yakni menggambarkan bisnis yang terjadi di luar batas wilayah negara. Bentuk bisnis internasional tidak hanya meliputi perdagangan internasional dan perindustrian asing (foreign manufacturing), tetapi juga meliputi industri jasa transpor, turisme, perbankan, periklanan, bangunan, jasa retail dan wholesale, serta jasa komunikasi massa.

Bisnis Transnasional
Istilah atau pengertian bisnis transnasional pada hakekatnya sama dengan pengertian bisnis multinasional, global, ataupun internasional. Instilah bisnis transnasional mula-mula dipopulerkan oleh PBB untuk menunjukkan bahwa manajemen dan kepemilikan perusahaan di sebar ke lebih dari 2 negara. Hal ini berarti perusahaan dimiliki dan dikelola pelbagai nasionalitas di pelbagai negara.

III.  Sejarah Perkembangan Bisnis Internasional

Perkembangan  bisnis internasional dalam perspektif sejarah dimaksud untuk mengetahui dan mengerti karakteristik atau keistimewaan perusahaan bisnis internasional masa kini jika dibandingkan dengan karakteristik di masa lampau terutama dalam awal-awal dasawarsa 1900.
Jauh sebelum tahun masehi, beribu-ribu tahun yang lalu, telah tampak berlangsung perdagangan internasional antar bangsa, seperti bangsa-bangsa di Mesopotamia, Mesir, Phonesia, Parsi, bangsa-bangsa di lembah Hindu, di peradaban Cina dan lain sebagaimnya. Perdagangan Nampak pula di Afrika dan lembah Trigis.
Perdagangan internasional kemudian semakin meluas antara Timur dan barat dengan barang-barang yang diperdagangkan adalah antara lain rempah-rempah, tembakau, ternak dan metal berharga.
Setelah kerajaan Romawi jatuh, pusat perdagangan internasional pindah ke Konstantinopel. Setelah itu, terjadi perubahan kualitas dalam perdagangan internasional di dalam arti banyak penemuan-penemuan baru (innovations) dalam perdagangan internasional seperti diadakannya pameran pedagangan (trade fair), penjualan kredit dan system pembayaran dengan menggunakan kertas promes (promissory notes). Sudah mulai berkembang system perbankan yang memperkenalkan system kredit dan pembayaran bunga, serta pembayaran perdagangan oleh bank-bank.
Menurut B.J. Punnet & D.A. Ricks , sejarah perkembangan Bisnis Internasional pada dasarnya memang dimulai dengan kegiatan perdagangan internasional, yaitu sebagai berikut :
1.      The  Commercial Era (1500-1850)
Dalam era ini kegiatan bisnis internasional dilakukan dalam bentuk perdagangan produk eksotik , antara lain berupa logam mulia, rempah-rempah, sutra, dan budak belian yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Eropa seperti VOC, BEIJ, British American Company, Hudsan’s Bay yang dibentuk oleh para entrepreneurs dengan bantuan dan dukungan pemerintah/raja di Eropa.

2.      The Explorative Era (1850-1914)
Era ini dicirikan dengan pergeseran kegiatan perdagangan dari produk-produk eksotik menjadi produk-produk industry yang didorong oleh revolusi industry di United Kindom. Dalam era ini,banyak perusahaan Eropa yang melakukan investasi di negara koloninya untuk mendapatkan raw material dan sumber daya tenaga kerja yang murah. Pada dasarnya, era ini menunjukkan dominasi perusahaan dan Negara/kerajaan di Eropa Barat terhadap negeri jajahannya di Asia. Afrika, dan Amerika di bidang politik, ekonomi dan budaya.
3.      The Concessionary Era (1914-1945)
Dalam era ini, bisnis internasional ditandai dengan peningkatan rasa tanggung jawab perusahaan-perusahaan negara barat terhadap negeri jajahannya dengan pemberian beberapa fasilitas kepada para pekerja local, seperti perbaikan perumahan, makanan, kesehatan, pendidikan dan transportasi yang tidak dapat disediakan sepenuhnya oleh pemerintah.
4.      The National Era (1945-1970)
Dalam era ini, bisnis internasional ditandai dengan meningkatnya perlawanan negeri jajahan terhadap perusahaan-perusahaan Negara Barat dan penolakan terhadap campur tangan asing atas permasalahan di host country. Era ini juga ditandai dengan kuat dan banyaknya tuntuntan kemerdekaan, terutama di Asia dan Afrika setelah Perang Dunia II.
Dalam era ini, mulai muncul dominasi perusahaan multinasional USA yang didorong oleh kemenangan USA dalam bidang militer, politik dan ekonomi setelah Perang Dunia II
5.      The Globalization Era (1970-1990)
Bisnis internasional dalam era ini ditandai dengan semakin menurunnya peranan perusahaan multinasional USA dan Eropa. Sebaliknya, peranan perusahaan multinasional Jepang semakin meningkat, baik dalam kegiatan perdagangan maupun investasi langsung dan tidak langsung melalui money market dan stock exchange di berbagai pusat pasar keuangan internasional dunia, seperti New York, London, Paris, Tokyo, Singapura, Hongkong dan Sydney.
6.      The Millenium Era (mulai 1990-an)
Bisnis internasional dalam era ini, ditandai dengan makin meningkatkanya perana Multinasional dari NICs, khususnya dari Korea Selatan sebagai pelaku bisnis internasional menyaingi Jepang, USA dan Negara-negara Eropa. Disamping itu adanya kemajuan tekhnologi informasi, komunikasi, dan transportasi yang semakin pesat., maka kegiatan bisnis internasional lintas Negara semakin cepat dan intens, serta kontak antara supplier, manufacturer/broker, distributor/agen, dan konsumen tidak lagibersifat liner, tetapi bersifat nonlinear.

IV. Bisnis Internasional Berbeda Dengan Bisnis Domestik
Perusahaan bisnis internasional atau multinasional beroperasi di banyak negara. Oleh karena itu, perusahaan yang berbisnis secara internasional harus memperhatikan dan memperhitungkan dimana perusahaan tersebut berbisnis. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah sistem negara-bangsa, dan sistem-sistem, politik, sosial kultur dan ekonomi.
Berikut ini akan dibahas beberapa faktor lingkungan untuk membedakan bisnis internasional dengan bisnis domestik. Faktor-faktor tersebut adalah :
a.      Perbedaan bahasa dan adat kebiasaan.
b.      Kebijakan ekonomi negara-negara yang berbeda.
c.       Perbedaan sistem moneter antara negara yang satu dengan negara yang lainnya.
d.      Perbedaan peraturan pemerintah masing-masing negara atas bisnis internasional.
e.      Mobilitas faktor-faktor produksi seara internasional.

A.   Perbedaan Bahasa dan Adat Kebiasaan.
Pada dasarnya berbisnis antar pulau atau antar daerah dalam batas wilayah satu negara (domestik) jika dibandingkan dengan berbisnis secara internasional adalah sama.
Akan tetapi berbisnis (perdagangan dan investasi) secara internasional harus memperhatikan perbedaan bahasa dan kebiasaan, sikap nilai ciri kebudayaan antar negara.
Perbedaan tersebut aka membawa implikasi atas hubungan bisnis antar negara bangsa dan akan menimbulkan elemen-elemen baru dalam bisnis internasional (misalnya, jangan menjual strir kiri ke suatu negara yang kebiasaan lalu lintasnya adalah sebelah kanan.

B.   Perbedaan Kebijakan Ekonomi
Apabila kebijakan ekonomi masing-masing negara di dunia tidak seragam dan harmonis, akan menyulitkan penyelenggaraan perdagangan dan investasi internasional.
Negara kontemporer (masa kini) biasanya tidak ingin melihak hubungan ekonomi internaionalnya hanya diatur kekuatan pasar. Pemerintah melalui kebijakan ekonomi luar negerinya ingin mengatur, membatasi, mempromosikan atau setidak-tidaknya mempengaruhi perdaganga investasi asing.
Faktor-faktor non ekonomi dan faktor politik banyak mempengaruhi kebijakan ekonomi luar negari suatu negara, sehingga sering berubah-rubah dalam perjalanan waktu tergantung pada “sikon”. Oleh karena itu, harus ada political will dari negara-negara di dunia untuk bekerjasama guna mewujudkan perdagangan  bebas di dunia.

C.   Perbedaan Sistem Moneter
Salah satu kesulitan dalam memperlancar kelangsungan bisnis internasional adalah adanya masalah nilai tukar (exchange rate) antara mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. Hal ini terjadi karena masing-masing negara didunia memiliki sistem moneter sendiri-sendiri dan berbeda-beda.
Konvertabilitas mata uang negara-negara serta adanya sistem nilai tukar (kurs) mata uang yang stabil di dunia mempermudah hubungan ekonomi secara teratur dan kontinyu. Justru hal tersebut sering terganggu karena banyak faktor yang merusak kestabilan sistem kurs mata uang dan ketiadaan konvertabilitas atar mata uang. Ini akan menyulitkan bisnis internaional. 

D.   Perbedaan Peraturan Pemerintah
Bisnis internasional dalam perjalanan sejarahnya, tidak pernah terbebas dari peraturan pemerintah masing-masing negara. Untuk melindungi kepentinga nasional, suatu negara sering membatasi perdagangan dan investasi internasional. Kebijakan tarif bea masuk, misalnya sering diterapkan untuk melindungi (proteksi) sektor industrinya yang baru berkembang, pengawasan devisa (exchange control) digunakan bukan saja untuk membatasi pergeseran lalu lintas modal internasional, dan banyak lagi peraturan-peraturan untuk membatasi kuota impor, mempromosikan (subsidi) ekspor dan lain sebagainya.

E.    Mobilitas Faktor Produksi
Selagi globalisasi semakin merajalela dan didukung denga kemajuan teknologi yang luar biasa, sekarang ini orang (pakar) tidak lagi berpandangan bahwa kapital, manajemen dan buruh adalah sukar berpindah-pindah dari suatu negara ke negara lain.
Mobilitas faktor-faktor produksi telah mengubah warna dan pola perdagangan internasional masa kini. Mobilitas faktor-faktor produksi tersebut secara internasional biasanya dilangsungkan melalui MNCs, sehingga orang sudah tidak membedakan lagi mana produksi dan investasi disuatu negara adalah produksi dan investasi domestik atau asing (foreign production and investment).

V.   Lingkungan Bisnis ( Business Environment)
Lingkungan bisnis adalah sejumlah kekuatan yang mengelilingi perusahaan dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan. Kekuatan-kekuatan atau faktor-faktor lingkungan ada yang tidak bisa dipengaruhi oleh perusahaan secara langsung (external factor) dan ada yang sedikit banyak dipengaruhi perusahaan (internal factor).
A.   Lingkungan Eksternal
Banyak kesulitan yang dihadapi oleh pelaku bisnis internasional untuk dapat memasuki pasar di luar negeri.  Namun kesulitan utama adalah adanya perbedaan lingkungan. Perusahaan akan menentukan pasar mana yang akan dimasuki harus melakukan analisa terhadap beberapa faktor lingkungan berikut :
1.      Lingkungan Umum
Daya tarik dan potensi pasar yang bersifat umum meliputi faktor-faktor atau indicator berikut :
a.      Kekuatan Politik
Sebagai faktor lingkungan eksternal perusahaan, kekuatan politik amat penting untuk di analisis, karena “iklim politik” akan mempengaruhi operasi bisnis perusahaan internasional di suatu Negara. Kekuatan politik penting ditelaah untuk mengetahui latar belakang terbentuknya kekuatan hukum (legal forces) di suatu Negara. Kestabilan dan kontinuitas pemerintahan suatu Negara banyak ditentukan oleh kekuatan politik. Jadi, kestabilan politik dan pemerintahan merupakan resiko bagi bisnis internasional.
Sejumlah kekuatan politik yang di maksud adalah :
·         Kekuatan ideologi
·         Bisnis dibawah kepemilikan pemerintah
·         Privatisasi
·         Nasionalisme
·         Perlindungan pemerintah
·         Stabilitasi pemerintahan
·         Dll

b.      Kekuatan Hukum
Bisnis internasional dipengaruhi oleh ribuan produk hukum dan peraturan yang meliputi ratusan subyek yang dibuat Negara-negara dan organisasi internasional. Produk hukum dan peraturan tersebut banyak ditentukan perimbangan kekuatan politik. Beberapa kekuatan hukum yang dimaksud adalah :
·         Perpajakan
·         Perundang-undangan antitrust dan praktik perbatasan perdagangan
·         Tariff, kuota dan hambatan perdagangan lainnya
·         Produk liability, civil, criminal
·         Pengawasan upah dan harga
·         Hukum perburuhan
·         Pengawasan devisa
·         Paten, Cap dagang, Nama dagang, Hak Cipta

c.       Kekuatan Ekonomi
Analisis ekonomi bagi perusahaan internasional adalah sangat penting. Perusahaan internasional yang memasuki banyak pasar di seberang lautan harus mengetahui dan memahami bahwa masing-masing pasar punya karakteristik dan kondisi yang berbeda-beda di masing-masing Negara diluar negeri. Diantara dimensi-dimensi ekonomi yang penting adalah :
·         Produksi Nasional
·         Pendapatan Perkapita
·         Distribusi Pendapatan
·         Konsumsi Personal
·         Investasi swasta
·         Biaya buruh perunit produksi
·         Posisi BOP

d.      Kekuatan Keuangan
Kekuatan keuangan sebagai faktor lingkungan luar negeri disini adalah faktor-faktor atau variable-variabel moneter dan keuangan yang mempengaruhi perusahaan yang beroperasi diluar negeri. Kekuatan keuangan yang dimaksud adalah :
·         Kurs atau nilai tukar
·         Pengawasan  Devisa
·         Neraca Pembayaran
·         Tarif atau bea masuk dan bea keluar
·         Inflasi

2.      Lingkungan Industri
Persaingan industry meliputi lima sumber kekuatan persaingan industry
a.      Rivalry, yaitu tingkat persaingan sesame antar kelompok industry
b.      New entrant, yaitu tingkat persaingan dari pendatang baru berdasarkan tingkat kesulitan /hambatan untuk masuk dan keluar suatu industry
c.       Supplier, yaitu kemungkinan menghadapi adanya supplai tunggal (monopoli) yang dapat melakukan ekstensifikasi ke hilir, sehingga menjadi pesaing dan bahkan dapat melakukan akuisisi.  Dalam hal ini, harus diusahakan untuk menghindari sector industry yang dimonopoli oleh supplier tunggal untuk mencegah kemungkinan ekstensifikasi ke hilir oleh supplier.
d.      Buyer, yaitu kemungkinan menghadapi buyer tunggal (monopsoni) yang dapat melakukan ekstensifikasi ke hulu sehingga menjadi pesaing dan bahkan melakukan akusisisi. Dalam hal ini juga harus dihindari sector industry monopsoni atau buyer tunggal untuk mencegah kemungkinan ekstensifikasi buyer ke hulu.
e.      Product substitute, yaitu kemungkinan kemudahan munculnya produk pengganti karena tidak adanya atau rendahnya tingkat differensiasi atau keunikan produk, sehingga mudah ditiru atau diganti dengan produk lain. Untuk ini, sebaiknya diusahakan untuk memasuki sector industry yang memiliki keunikan atau tingkat diferensiasi yang relative tinggi, baik dari segi produk, pelayanan atau fungsi produksi lainnya.



B.   Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) daya saing suatu produk di pasar internasional. Biasanya dilakukan dengan memperhatikan sumber daya (resources), Capability, dan Competency yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Sedangkan daya saing pada umumnya dapat dilihat dari aspek Price, Quality serta Service (PQS).
Capability  dan Competency akan menjadi dasar/sumber kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) dalam memasuki pasar internasional. Dengan demikian, dapat di katakan bahwa analisis lingkungan yang dilakukan untuk memasuki suatu pasar luar negeri dengan melakukan analisa SWOT (Strength, Weaknesses, Oppoutunity, Treath).


BAB 3
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DAN INVESTASI ASING


I.      Pengantar
Dalam kuliah ke 3 ini akan di bahas tiga pokok bahasan utama :
a.      Alasan perusahaan mau berbisnis internasional (go internasional)
b.      Macam-macam bentuk bisnis internasional yang dalam garis besarnya dibagi ke dalam dua bagian yakni perdagangan internasional dan investasi asing.
c.       Beberapa catatan disekitar multinationalism, pengertian dan perkembangannya.

II.    Mengapa perusahaan Go Internasional
Perusahaan baru mau berbisnis, domestik maupun internaional, apabila bisa memperoleh keuntungan. Perusahaan di dalam berbisnis harus pandai menjalankan fungsi bisnisnya maupun fungsi manajemennya.
Pada umumnya, perusahaan yang berbisnis secara internasional sebelumnya melakukan bisnis di dalam negeri kemudian melalui evolusi ,perusahaan go internasional.

Mengapa perusahaan berbisnis secara internasional ?
 Suatu Negara ataupun suatu perusahaan melakukan transaksi bisnis internasional baik dalam bentuk perdagangan internasional pada umunya memiliki beberapa pertimbangan ataupun alasan. Pertimbangan tersebut meliputi beberapa alasan atau pertimbangan. Pertibangan tersebut meliputi pertimbangan ekonomis, politis ataupun social budaya bahkan tidak jarang atas dasar petimbangan militer. Bisnis internasional memang tidak dapat dihindarkan karena sebenarnya tidak ada satu Negara pun didunia yang dapat mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh Negara itu sendiri. Tidak ada suatu Negara pun yang dapat memenuhi 100% swasembada. Hal ini disebabkan karena terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik dari sumber daya alam modal maupun sumber daya manusia. Ketidakmeratanya sumber daya tersebut akan mengakibatkan adanya keunggulan terstentu baik suatu Negara tertentu yang memiliki sumber daya tertentu pula. Sebagai contoh Negara Australia yang memiliki daratan yang sangat luas yang memiliki jumlah pendusuk yang sangat sedikit., sebaliknya Negara Hong Kong yang memiliki daratan yang sangat sempit tapi jumlah penduduknya yang sangat padat. Kesuburan tanah juga tidak akan sama antara Negara yang satu dengan yang lain ada suatu negeri yang cocok untuk tanaman tertentu sedangkan Negara yang lainnya boleh dikatakan tidak mungkin untuk menanam tanaman yang sangat dibutuhkan oleh manusia itu. Keadaan ini yang menentukan dilaksanakan bisnis ataupun perdagangan internasional. Oleh karena itu, maka dapat kita lihat beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain berupa :
1.     Spesialisasi antar bangsa – bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
a.     Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara Negara-negara yang lain.
b.      Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-negara yang lain.
c.       Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.
2.      Pertimbangan pengembangan bisnis
Perusahaan yang sudah bergerak di bidang tertentu dalam suatu bisnis di dalam negeri seringkali lalu mencoba untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri. Hal ini akan menimbulkan beberapa pertimbangang yang mendorong mengapa suatu perusahaan melaksanakan atau terjun ke bisnis internasiional tersebut :
a.     Memanfaatkan kapasitas mesin yang masih menganggur yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
b.     Produk tersebut di dalam negeri sudah mengalami tingkat kejenihan dan bahkan mungkin sudah mengalami tahapan penurunan (decline phase) sedangkan di luar negeri justru sedang berkembang (growth).
c.       Persaingan yang terjadi di dalam negeri kadang justru lebih tajam katimbang persaingan terhadap produk tersebut di luar negeri.
d.      Mengembangkan pasar baru (ke luar negeri) merupakan tindakan yang lebih mudah ketimbang mengembangkan produk baru (di dalam negeri).
e.      Potensi pasar internasional pada umumnya jauh lebih luas ketimbang pasar domestic.
Cara perusahaan-perusahaan (internasional) memasuki pasar-pasang luar negeri bisa melalui (i) kegiatan mengekspor (exporting) dan (ii) mendirikan pabrik (manufacturing) di luar negeri.
A.   Exporting
Perusahaan-perusahaan industrial memulai ekspansi internasionalnya dengan mengekspor barang-barang atau jasa ke negara-negara lain. Keuntungan yang diperoleh melalui ekspor diantaranya adalah melakukan ekspor tidak memerlukan biaya untuk membangun kegiatan operasi di negara tuan rumah dan juga pada ekspor yang dilakukan pada negara tetangga dapat diperoleh kemudahan dalam biaya transportasi. Sedangkan kelemahan dari teknik ekspor adalah :
·         Para eksportir harus membangun beberapa sarana untuk memasarkan dan mendistribusikan produk-produk mereka biasanya melalui perjanjian kontrak dengan perusahaan- perusahaan tuan rumah.
·         Biaya transportasi tinggi dan pajak yang dikenakan pada barang-
barang yang masuk.
·         eksportir kurang memiliki kontrol terhadap pemasaran atau menginzinkan distributor untuk menambahkan biaya untuk menutupi biaya yang keluar dan mendapatkan laba.
Ada dua cara perusahaan melakukan ekspor yakni secara langsung (direct exportig) dan secara tidak langsung (indirect exporting). Melakukan ekspor secara langsung adalah mengekspor barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi barang dan jasa itu sendiri yakni mulai dari mempersiapkan komoditi untuk ekspor, pengapalannya sampai komoditi tersebut diterima importir dari negara lain.
Kegiatan ekspor secara tidak langsung adalah mengekspor tidak dilakukan sendiri oleh perusahaan yang memproduksi barang dan jasa melainkan melalui agen-agen.

B.   Foreign Manufacturing
Semakin berkembang luas dan canggih suatu perusahaan internasional, perusahaan tersebut banyak berbisnis dengan mendirikan pabrik(manufacturing) di luar negeri. Ini berarti perusahaan membangun plant di luar negeri.
Plant terdiri dari atas unsur-unsur fisik pabrik, perlengkapan (equipment) modal (alat-alat produksi) dan manajemen. Dengan menjalankan foreign manufacturing, perusahaan menghasilkan foreign product di negeri seberang.
III.  Bentuk-bentuk Bisnis Internasional
Macam-macam variasi bisnis internasional secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yakni yang berbasiskan Equity dan Non-Equity. Untuk yang berbasiskan equity ada tujuh jenis yaitu:
·         Export
Terdiri dari dua jenis yaitu Indirect Export yang mengekspor barang dan jasa melalui beberapa macam tipe pangkalan induk ekportir. Dan Direct Export yang bidangnya adalah mengekspor barang atau jasa yang mereka produksi sendiri.

·         Turnkey Project 
Turnkey Project adalah sebuah mekanisme ekspor teknologi,keahlian manajerial,dan sebagian berbentuk perlengkapan modal.Yang terlibat dalam turnkey project adalah pihak kontraktor dimana ia setuju untuk mendesain dan mendirikan sebuah pabrik,menyediakan teknologi pemprosesan, menyuplai bahan mentah yang dibutuhkan dan lain sebagainya serta melatih personel untuk mengoperasikan alat-alat dan teknologi tersebut,sedangkan instansi yang menyewanya hanya tinggal meneruskan dan mengembangkan bisnis tersebut.
·         Countertrade
Menjual barang atau jasa yang dibayar, seluruhnya atau sebagian, dengan barang lain atau jasa. Mengembangkan dan pasar negara berkembang sering mengandalkan countertrade untuk mengimpor barang karena kurangnya mata uang keras. Sebelumnya komunis negara di Eropa Timur dan Tengah countertrade penggunaan serta negara-negara di Afrika, Asia, dan Timur Tengah. Membutuhkan jaringan luas internasional kontak, tetapi perusahaan kecil dapat mengambil keuntungan dari manfaatnya. 
·         Licencing 
Licencing adalah pengaturan kontrak yang mana satu perusahaan (the licencor) memberikan akses hak paten,keahlian,prosesur pemasaran,trademarks,rahasia penjualan atau teknologi kepada perusahaan lain (the licencee) untuk mendapatkan bayaran. Besarnya bayaran tergantung  bargaining power masing-masing perusahaan dan pihak licencee harus memberikan royalti sebesar 2 sampai 5 persen dari penjualannya sebagai ganti pertolongan (assistance) yang diberikan oleh licencor selama kontrak tersebut masih berlaku.
·         Franchising 
Franchising adalah bentuk dari lisensi dimana satu perusahaan (franchisee) melakukan kontrak   dengan perusahaan lain untuk mengoperasikan tipe bisnis tertentu dibawah nama perusahaan  yang sudah terkenal menurut peraturan yang spesifik.
·         Contract Manufacturing 
Contract Manufacturing adalah sejenis pengaturan kontrak dimana satu perusahaan bersedia untuk  memproduksi barang bagi perusahaan lain,yang produk tersebut sesuai dengan spesifikasi  permintaan perusahaan kedua yang nantinya akan mereka pasarkan sendiri.
·         Management Contract 
Management Contract adalah pengaturan dimana satu perusahaan menyediakan mekanisme manajemen dalam satu atau semua area kepada perusahaan lain. 

Sedangkan untuk bisnis internasional yang berbasiskan Non-Equity terdiri dari 3 jenis yaitu :
·         Wholly Owned Subsidiary atau dalam bahasa sederhananya adalah cabang perusahaan di luar negeri dimana kepemilikannya bersifat menyeluruh bagi perusahaan tersebut. Wholly Owned Subsidiary ini dapat dicapai dengan cara perusahaan membangun cabang pabrik dari awal, atau mengambil alih kepemilikan perusahaan (akuisisi) lokal dengan begitu ia tidak perlu mulai dari awal dan hanya tinggal mengembangkannya. Akuisisi dan merger (penggabungan perusahaan) ini ternyata seringkali dilakukan oleh perusahaan karena dengan begitu akan lebih menghemat biaya pengembangan dan distribusi produk.
·         Joint Venture adalah usaha kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang berbagi kepentingan yang sama dalam sebuah perusahaan bisnis atau pelaksanaannya. Secara garis besar menurut Wild, ada empat bentuk joint venture: 1) suatu entitas perusahaan yang dibentuk oleh perusahaan internasional (skala besar) dan pemilik lokal, 2) sebuah entitas perusahaan yang dibentuk oleh dua perusahaan internasional, 3) entitas perusahaan yang dibentuk oleh agen pemerintah dan perusahaan internasional, dan 4) kerjasama antara dua atau lebih perusahaan untuk melaksanakan suatu proyek yang terbatas seperti proyek pembangunan jalan tol dan bandara udara.
·         Strategic Alliances adalah bentuk pertnership atau persekutuan antara kompetitor, pelanggan, atau suppliers yang melibatkan satu atau bermacam-macam bentuk baik equity atau non equity. Tujuan dari stategi aliansi ini adalah untuk mempercepat proses masuk pada pasar internasional dan memantapkan posisi awal perusahaan, untuk mendapatkan akses produk terbaru, teknologi, pasar, dan pembagian biaya produksi, sumber daya dan resiko.


BAB 4
DASAR TEORY BISNIS INTERNASIONAL

1.      Teori Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar).Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalismemulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.



Ide Pokok Merkantilisme :
  1. Suatu negara/Raja akan kaya/makmur dan kuat bila ekspor lebih besar daripada impor ( x > m )
  2. Surplus yang diperoleh dari selisih ( x – m ) atau ekspor neto yang positif diselesaikan dengan pemasukan logam mulia (LM); emas dan perak dari luar negeri.
  3. Pada waktu itu emas dan perak digunakan sebagai alat pembayaran, sehingga negara atau raja yang memiliki LM yang banyak akan kaya, makmur dan kuat.
  4. LM yang banyak tersebut digunakan untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama
  5. Penggunaan armada perang untuk memperluas perdagangan luar negeri diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika dan Asia pada abad XVI - XVIII
Kebijakan Merkantilisme
         Mendorong ekspor sebesar-besarnya kecuali logam mulia (LM)
         Melarang/membatasi impor dengan ketat, kecuali logam mulia (LM)

Kebijakan Neo Merkantilisme
Kebijakan proteksi untuk melindungi dan mendorong ekonomi industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau tariff barrier (TB) seperti; countervailling duty, bea anti dumping dan surcharge dan kebijakan Nontariff Barrier (NTB) seperti  larangan, sistem kuota, ketentuan teknis, harga patokan (custom value), peraturan kesehatan/karantina.

2.      Teori Klasik
a.      Absolute Advantage dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value )
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny  serta merupakan satu-satunya factor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi
Amerika
Inggris
Gandum
8
10
Pakaian
4
2
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.


b.      Comparative Advantage : JS Mill
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative diadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar )
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh  :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi
Amerika
Inggris
Gandum
6 bakul
2 bakul
Pakaian
10 yard
6 yard
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam  produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan dengan batas - batas nilai tujar masing - masing barang didalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.

c.  Comparative Cost : David Ricardo
·         Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi
1 Kg gula
1 m Kain
Indonesia
3 hari kerja
4 hari kerja
China
6 hari kerja
5 hari kerja
Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua Negara melalui spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor efficiency.
Berdasarkan perbandingan Cost Comparative advantage efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula ( atau hari kerja ) daripada produksi 1 meter kain ( hari bkerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg gula ( hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
·         Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity. kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production Comparative Advantage.
Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:
1.      Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
2.      Perdagangna internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3.      Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
4.      Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak berpengaruh.
Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Paham klasik dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari perdagangan luar negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.



3.      Teori Modern
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity.
a.      The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
§  Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara.
§  Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
§  Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
§  Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.

b.      Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a.       Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b.      Tariff and Non tariff barrier
c.       Pebedaan dalam skill dan human capital
d.      Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.

c.       Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost
d.      Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.


BAB V
SISTEM MONETER ITERNASIONAL DAN
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL

     
 I.          Pengantar
Studi sistem moneter internasional dan neraca pembayaran internasional termasuk kedalam studi keuangan internasional makro. Dilihat dari studi bisnis internasional, moneter internasional dan neraca pembayaran internasional merupakan faktor lingkungan eksternal bisnis.
Pada kuliah ke 5 akan di telaah 2 pokok bahasan yakni sistem moneter internasional dan neraca pembayaran internasional serta kaitannya satu sama lain. Sistematika pembahasannya adalah (i) perkembangan sistem moneter internasional dan kurs mata uang, dan (ii) neraca pembayaran internasional : sistem akunting dan analisisnya.

II.          Sejarah Sistem Moneter Internasional
Setiap Negara memiliki mata uang sendiri, dan mata uang itu menunjukan nilai barangnya. Namun, untuk perdagangan internasional, berbagai mata uang di dunia harus di ubah dari satu mata uang ke mata uang yang lain. Perubahan sistem moneter diakibatkan oleh gejolak ekonomi. Dengan mempelajari pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran timbulnya ketidakstabilan ekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran internasional.
Moneter internasional dan sistem finansial memainkan peran sentral dalam ekonomi politik global. Sejak akhir abad 19, awal pembentukan sistem ini melalui berbagai transformasi dalam menganggapi perubahan kondisi politik dan ekonomi baik level domestik maupun internasional. Perubahan yang paling dramatik adalah krisis dalam pengintegrasian moneter internasional dan rezim internasional selama tahun-tahun interwar.
Transformasi kedua terjadi setelah Perang Dunia II ketika sistem Bretton Wood tengah berjalan. Sebab di tahun 1970an, periode perubahan di bawah sistem Bretton Wood terjadi perubahan dari standar pertukaran emas menjadi dolar Amerika dan komitmen terhadap kontrol kapital. Beragam perubahan ini memiliki konsekuensi politik yang cukup penting tentang siapa yang mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana dalam ekonomi politik global.
A.   Evolusi standar emas dan pemecahannya (1930)
Konsep dari standar emas adalah pengunaan mata uang emas sebagai media pertukaran, sebagai satuan perhitungan dan sebagai alat menyimpan bilai. Kegiatan ini sudah terjadi sejak zaman kuno. Namun fenomena volume perdagangan yang kian meningkat sejalan dengan bangkitnya revolusi industri mendorong adanya permintaan atas sarana yang lebih mudah untuk mendanai dan menyokong perdagangan internasional maka standar emas hadir guna mengatur dan mendorong pemerintah agar sepakat untuk menukar mata uang kertas mereka menjadi emas dengan suatu kurs yang tetap.
Sejak tahun 1880 Inggris, Jerman, jepang dan Amerika telah mengadopsi sistem standar Emas ini. Dengan berlakunya standar emas maka nilai dari setiap mata uang dalam satuan mata uang lainnya dapat ditentukan secara mudah sehingga dapat mengkatalisasi perdagangan internasional. Mulanya US$ 1 dihargai dengan 23,22 grain emas murni yang mana 1 ons emas sama dengan 480 grain emas. Dengan kata lain harga dari 1 ons emas adalah US $20,67. Sejumlah mata uang yang diperlukan untuk membeli satu ons emas disebut sebagai nilai pari emas.

B.   Periode Perang Dunia 1914-1944
Standar emas hancur waktu perang dunia 1 pecah. Mata uang praktis ditetapkan atas dasar emas atau mata uang lainnya dengan longgar. Beberapa usaha kembali ke standar emas dilakukan sesudah perang dunia 1 berakhir.Emas hanya diperdagangkan dengan bank sentral, bukan pribadi. Kurs mata uang ditetapkan berdasarkan emas. Sesudah tahun 1934 dan sesudah perang dunia kedua, konvertibilitas mata uang yang bisa ditukarkan (konvertibel) dengan mata uang lainnya.

C.   Periode Kurs Tetap
Periode ini dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini, semua negara menetapkan nilai tukar mata uangnya berdasarkan emas, tetapi tidak diharuskan memenuhi konvertibilitas mata uang mereka dalam emas.Negara anggota diminta menjaga kursnya dalam batas 1% (naik atau turun) dari nilai par, dan bersedia melakukan intervensi untuk menjaga kurs tersebut. IMF membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga kurs mata uangnya.
Tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak layak lagi dipertahankan. Pasar keuangan dunia sempat tutup selama beberapa minggu pada bulan Maret 1973. Ketika pasar tersebut dibuka, kurs mata uang dibiarkan mengambang sampai ke kurs yang ditentukan oleh kekuatan pasar.

D.   Post Bretton Woods (1973) - sekarang
Setelah kurs dibiarkan mengambang, fluktuasi kurs mata uang dunia menjadi semakin tinggi dan semakin sulit diprediksi. Kejadian penting pertama setelah Bretton Woods berakhir adalah embargo minyak negara OPEC yang cukup sukses (Oktober 1973). Pada tahun 1974 harga minyak cenderung melakukan kebijakan sangat tajam.
Kurs dollar dan juga kurs mata uang lainnya, di masa mendatang akan berfluktuasi sama seperti sekitar dua puluh tahun terakhir ini. Selama tidak ada patokan yang pasti, kurs mata uang di masa mendatang akan mengalami fluktuasi yang tidak bisa diprediksi.
Beberapa ekonom mulai menganjurkan kembali ke sistem kurs tetap. Tetapi sampai saat ini belum ada model yang ideal yang sesuai dengan kondisi saat ini, yang bisa menjamin stabilitas kurs. Sistem yang ideal akan mencakup dua hal :
a.    Sistem harus kredibel (bisa dipercaya)
b.    Sistem harus mempunyai mekanisme stabilitas harga yang otomatis (built in).

E. Dana Moneter Internasional
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) adalah organisasi internasional yang bertanggungjawab dalam mengatur sistem finansial global dan menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu masalah-masalah keseimbangan neraca keuangan masing-masing negara. Salah satu misinya adalah membantu negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan sebagai imbalannya, negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan-kebijakan tertentu, misalnya privatisasi badan usaha milik negara. Setelah melalui pertimbangan panjang dan hati-hati, sebuah system moneter disepakati di Bretton Woods. Negara-negara anggota sepakat untuk mengontrol batas kurs mereka dengan cara yang sudah ditentukan. Menurut kesepakatan awal, kurs dibolehkan berfariasi sampai satu persen dibawah atau diatas par. Bila kurs suatu Negara mencapai atau mendekati salah satu batas, disebut ”titik pendukung arbitrase”, bank sentralnya mengintervensi pasar untuk mencegah kurs melewati batas itu. Inntervensi pasar mensyaratkan suatu Negara untuk mengakumulasi cadangan devisanya, yang terdiri dari emas dan mata uang asing, diatas kebutuhan perdagangan normal. Sebuah lembaga bernama Dana Moneter internasional IMF, didirikan di Bretton Woods untuk mengawasi system moneter yang baru disepakati. Ada beberapa hal yang telah dicapai dana moneter internasional. Misalnya, lembaga itu:
a.     Berhasil mempertahankan peningkatan yang cepat dari volume perdagangan dan investasi.
b.     Menunjukan flexibilitas dalam mengadaptasi perubahan-perubahan dalam perdagangan internasional.
c.     Semakin efisien (bahkan terjadi penurunan persentase cadangan devisa)
d.     Semakin tangguh (lembaga itu berhasil melewati masa krisis awal pada tahun 1971, mengatasi kegiatan spekulatif, dan bertahan dalam siklus bisnis yang bergejolak).
e.     Mendukung tumbuhnya kerja sama internasional.
f.      Membangun kapasitas untuk mengakomodasi reformasi dan perbaikan.

III.     Sistem Penentuan Kurs Mata Uang
Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok:
A.   Free Float (Mengambang Bebas)
Berdasarkan sistem ini, kurs mata uang dibiarkan mengambang bebas tergantung kekuatan pasar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs, misal inflasi, pertumbuhan ekonomi, inflasi akan digunakan oleh pasar dalam mengevaluasi kurs mata uang negara yang bersangkutan. Jika variable tersebut berubah, atau penghargaan terhadap variable tersebut berubah, kurs mata uang akan berubah. Sistem mengambang bebas juga disebut sebagai clean float.


B.   Float yang dikelola (Managed Float)
Sistem mengambang bebas mempunyai kerugian karena ketidakpastian kurs cukup tinggi. Sistem float yang dikelola, yang sering disebut juga sebagai dirty float, dilakukan melalui campur tangan Bank Sentral yang cukup aktif.
Bank Sentral kemudian akan melakukan intervensi jika kurs yang terjadi di luar batasan yang telah ditetapkan. Beberapa bentuk intervensi :
Menstabilkan fluktuasi harian. Bank Sentral melakukan cara ini dengan tujuan menjaga stabilitas kurs agar perubahan kurs cukup teratur.
Menunda kurs (leaning against the wind). Melalui cara ini bank sentral melakukan intervensi dengan tujuan mencegah atau mengurangi fluktuasi jangka pendek yang cukup tajam, yang diakibatkan oleh kejadian yang sifatnya sementara.
Kurs tetap secara tidak resmi (unofficial pegging). Melalui cara ini Bank Sentral melawan kekuatan pasar dengan menetapkan (secara resmi) kurs mata uangnya.
C.   Perjanjian Zona Target Tertentu
Melalui perjanjian ini, beberapa negara sepakat untuk menentukan kurs mata uangnya secara bersama dalam wilayah kurs tertentu. Jika kurs melewati batas atas atau batas bawah, Bank Sentral negara yang bersangkutan akan melakukan intervensi.

IV.       NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL

Neraca pembayaran adalah suatu catatan ringkas dan sistematis dari semua transaksi  ekonomi internasional suatu Negara dengan Negara lain dalam jangka waktu tertentu, biasanya selama satu tahun.

A.   KOMPONEN NERACA PEMBAYARAN
Sebuah tabel neraca pembayaran dirancang untuk merangkum transaksi finansial seluruh pelaku ekonomi suatu Negara dengan penduduk atau pelaku ekonomi dari Negara-negara lain. Secara mendasar, neraca pembayaran dibagi menjadi 3 komponen:

1.      TRANSAKSI BERJALAN(CURRENT  ACCOUNT)
Neraca transaksi berjalan mencatat semua transaksi Ekspor dan impor barang, perbandingan nilai ekspor dan impor barang, pendapatan investasi, pembayaran cicilan pokok hutang luar negeri serta saldo kiriman dan transfer uang dari dan keluar negeri oleh pemerintah maupun swasta.
2.      NERACA TRANSAKSI MODAL( CAPITAL ACCOUNT)
Neraca transaksi modal antara lain mencatat nilai investasi langsung pihak swasta asing(foreign direct  investment), pinjaman luar negeri dari perbankan swasta internasional serta pinjaman dan hibah dari Negara lain atau lembaga-lembaga donor seperti IMF dan bank dunia.
3.      NERACA TUNAI( CASH ACCOUNT) ATAU NERACA CADANGAN INTERNASIONAL (INTERNATIONAL RESERVE ACCOUNT)
Pos ini hanyalah transaksi penyeimbang yang angkanya menjadi lebih kecil ( diturunkan) bila total pengeluaran pada neraca transaksi berjalan ke neraca modal melebihi total penerimaan atau suatu transaksi yang mencatat kesalahan dan penghapusan untuk mengakomodasi selisih-selisih statistik.
B.   NERACA PEMBAYARAN SEIMBANG, SURPLUS, DAN DEVISIT
Secara mendasar setiap neraca pembayaran akan selalu seimbang, mengingat neraca pembayaran disusun berdasarkan prinsip pembukuan berpasangan (scontro), ada sisi debit dan sisi kredit. Secara teoritis jumlah pada sisi debit harus sama dengan jumlah pada sisi kredit.
Transaksi kredit adalah transaksi ekonomi yang membawa penerimaan  pembayaran dari orang asing.
Transaksi debit adalah transaksi ekonomi yang membawa pembayaran kepada orang asing.
Jenis-jenis transaksi, baik transaksi kredit maupun transaksi debit, dalam tabel neraca pembayaran.




TRANSAKSI KREDIT DAN TRANSAKSI DEBIT
Transaksi Kredit
Transaksi Debit
1.      Barang Ekspor
-          Barang impor.
2.      Setiap pendapatan investasi  milik penduduk domestik yang berada di luar negeri dalam ekonomi domestic.
-          Setiap investasi penduduk dalam negeri di luar negeri.
3.      Setiap penerimaan uang dari luar negeri.
-          Setiap pengeluaran uang ke luar negeri .
4.      Penerimaan hibah atau hadiah dari luar negeri.
-          Pemberian hadiah atau hibah ke luar negeri.
5.      Setiap penjualan saham atau obligasi ke luar negeri.
-          Setiap pembelian saham atau obligasi dari luar negeri.
Jika transaksi debit dan kredit Negara tersebut seimbang maka neraca pembayaran tersebut seimbang.  Jika suatu Negara mengalami jumlah penerimaan (tagihan)    lebih besar dari pembayaran (utang) atau neraca pembayaran disebut surplus, dan sebaliknya jika jumlah penerimaan (tagihan) lebih kecil dari pembayaran( utang) disebut defisit.
sejumlah contoh mengenai surplus dan defisit pada neraca pembayaran.
1.      Negara mengalami defisit jika terjadi kelebihan impor dan kelebihan tersebut ditutup dengan menambah pinjaman akomodatif dan mengurangi cadangan( stok) nasional.
Ekspor                                     + 400
Impor                                      - 600
Neraca perdagangan              - 200
Pinjaman otonomi                  + 125
Pinjaman akomodatif             + 25
Cadangan/ stok nasional        + 50
Saldo                              0

2.      Negara mengalami surplus jika terjadi kelebihan ekspor dan kelebihan tersebut  digunakan untuk mengurangi pinjaman akomodatif dan menambah cadangan/ stok nasional.

Ekspor                                                             + 800
Impor                                                              - 500
Neraca perdagangan                                      + 300
Ditutup dengan cadangan/ stok nasional       - 100
Pinjaman otonomi                                          + 125
Pinjaman akomodatif                                     + 75
Saldo                                                                  0

C.   MANFAAT NERACA PEMBAYARAN
Manfaat suatu Negara menyusun neraca pembayaran antara lain:
1.    Memberikan informasi tentang hubungan internasional suatu Negara, khusunya yang  berkaitan dengan transaksi ekonomi.
2.    Membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan, baik kebijakan moneter, fiscal maupun kebijakan perdagangan internasional secara tepat.
3.    Mendapatkan gambaran tentang pengaruh transaksi ekonomi luar negeri terhadap  peendapan nasional.
4.    Membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan perekonomian nasional sehingga dapat memperkaut posisi ekonomi nasional terhadap perekonomian internasional.



BAB VI
KEKUATAN KEUANGAN SEBAGAI FAKTOR LINGKUNGAN LUAR NEGERI

I.          PENGANTAR
Dalam kuliah ini akan dibahas kekuatan keuangan (financial forces) sebagai faktor lingkungan luar negeri.
Lingkungan luar negeri adalah segala kekuatan yang berasal dari luar negeri dimana kekuatan-kekuatan tersebut akan mengelilingi dan mempengaruhi bisnis suatu perusahaan di luar negeri.
Kekuatan lingkungan sebagai lingkungan luar negeri yang akan di bahas di sini adalah (i) kurs atau nilai tukar mata uang, (ii) pengawasan devisa, (iii) neraca pembayaran, (iv) tarif atau bea masuk dan bea keluar, (v) perpajakan, (vi) inflasi, (vii) praktik akunting dan (viii) utang luar negeri negera-negara berkembang.

II.        Kurs Mata Uang
Diperkenalkannya sistem kurs tetap maupun sistem kurs mengambang sebenarnya bertujuan sama yakni membuat stabil kurs, namun sering gagal. Bahkan dewasa ini, gejolak kurs sering terjadi dengan frekuensi yang cepat dan tinggi. Arah perubahannya pun sukar di tebak.

A.   Bursa Valuta Asing
Kuncoro (1996:105) menjelaskan bahwa semua kegiatan bisnis internasional memerlukan transfer uang dari satu negara ke negara lain sebagai contoh, suatu perusahaan multinasional AS yang mendirikan pabrik di Inggris, pada akhir tahun buku selalu ingin mentransfer laba yang diperoleh dari usahanya di Inggris (dalam bentuk Poundsterling) ke kantor pusatnya di AS (dalam bentuk USD) maka untuk mengkonversikan mata uang Poundsterling Inggris ke dalam US Dolar diperlukan adanya pasar valas.
Menurut Madura (2000:58) pasar valas adalah pasar yang memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan internasional.
Kuncoro (1996:106) transaksi valas (foreign exchange transaction) adalah pertukaran suatu mata uang dengan mata uang lain. Mekanisme Pasar Valuta Asing
Kuncoro (1996:107) seandainya ada mata uang tunggal internasional, barangkali 
pasar valas tidak diperlukan. Kenyataan menunjukkan, dalam setiap transaksi internasional selalu digunakan valas. Dengan kata lain ada kebutuhan untuk mengkonversi mata uang yang satu menjadi mata uang lain. Inilah yang menimbulkan adanya permintaan akan transaksi valas. Pasar valas dunia menawarkan mekanisme yang dapat menyelesaikan trnsaksi yang kompleks dan beragam secara efisien Perantara utama dalam pasar valas adalah bank-bank utama yang beroperasi diseluruh dunia terutama yang berdagang valas. Bank-bank ini dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang sangat maju dan canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank tersebut dengan klien utamanya dan bank-bank lain diseluruh dunia. Tidak seperti di bursa saham yang memiliki lantai perdagangan (trading floor), pialang-pialang berbagai bank dalam pasar valas tidak pernah bertemu dan berhadapan secara langsung. Hanya telepon, modem, mesin faks, terminal computer, atau telex yang menghubungkan permintaan dan penawaran valas. Ada dua tingkatan dalam pasar valas. Pertama, pasar konsumen/eceran (consumer/retail market), dimana individu atau institusi membeli dan menjual valas kepada bank.
Sebagai contoh, bila IBM bermaksud merepatriasi keuntungan dari cabangnya di Jerman ke AS, maka IBM dapat mendatangi sebuah bank di Frankfurt dengan tawaran menjual DM yang dimilikinya untuk ditukarkan US$.
Kedua, apabila bank tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank tadi akan mendatangi bank lain untuk memperoleh Dolar sebagai ganti DM atau valas lain. Penjualan dan pembelian semacam ini disebut pasar antar bank. Pelaku Pasar Valas
Madura (2000:648) menjelaskan para pelaku dari pasar valuta asing adalah:
“Market composed primarily of banks, serving firms and consumers who wish to buy or sell various currencies.”
Definisi tersebut diartikan sebagai pasar yang pelakunya terdiri dari bank-bank, perusahaan-perusahaan, dan masyarakat yang ingin membeli atau menjual mata uang berbagai negara.
Kuncoro (1996:108-113) menjelaskan pelaku utama dalam pasar valas amat beragam, tidak hanya dalam skala operasi namun juga tujuan dan metode memanfaatkan pasar ini. Pelaku ekonomi yang utama dalam pasar valas dapat digolongkan menjadi:
1. Individu
Individu-individu yang bermain di pasar valas terdorong oleh kebutuhan bisnis dan pribadinya. kebutuhan pribadi misalnya seseorang ingin mengirim sejumlah uang kepada familinya di luar negeri. kebutuhan bisnis muncul apabila seseorang terlibat dalam bisnis internasional, contohnya importir individu.
2.    Institusi
Institusi yang dimaksud disini adalah institusi-institusi keuangan yang mempunyai investasi internasional, meliputi dana pensiun, perusahaan asuransi, mutual fund, dan bank investasi
.
3.    Perbankan
Perbankan adalah pelaku pasar valas yang terbesar dan paling aktif. Perbankan beroperasi dalam pasar valas lewat para pedagangnya. Istilah teknis untuk menyebut para pedagang ini adalah exchange dealer atau exchange trader
.
4.    Bank Sentra
Bank Sentral memasuki pasar valas dengan tujuan utama bukan untuk memperoleh laba atau menghindari resiko dari operasi valas yang dilakukannya. Tujuan utama Bank Sentral adalah mempengaruhi nilai mata uangnya dan nilai mata uang penting lain agar bergerak sesuai dengan nilai yang menurut Bank Sentral tersebut sesuai dengan kepentingan ekonomi negaranya.
5.    Spekulan dan Arbitraser
Arbitraser adalah orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran serta Spekulan dan arbitraser dalam pasar valas semata-mata didorong oleh motif mengejar keuntungan. Mereka justru menuai laba dari fluktuasi drastis yang terjadi di pasar valas. Dengan kata lain, mereka tidak mempunyai transaksi bisnis atau komersial yang perlu dilindungi di pasar valas.

6.    Pialang Pasar Valas
Pialang pasar valas adalah perantara yang menghubungkan antara pihak yang membutuhkan dan menawarkan valas di pasar valas. Untuk jasa perantara, pialang mengenakan biaya yang telah disepakati, yang disebut brokerage. Salah satu modal dasar dasar pialang adalah penguasaannya atas informasi pasar. Informasi sempurna karena dapat mempertemukan berbagai pelaku pasar valas inilah yang membuat pasar valas menjadi pasar yang efisien.

B.   Cross Ratio
Mesikipun dollar AS masih dipercaya sebagai mata uang dunia secara tidak resmi, namun dollar AS tidak satu-satunya populer di mata masyarkat dunia. Pound Sterling misalnya masih dipandang sebagai mata uang dunia secara tidak resmi, walaupun peranannya sudah jauh berkurang,

C.   Kurs Tunai dan Kurs Masa Depan
1.    Pasar Spot (Pasar Tunai)
Menurut Madura (2000:58-66) kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta. Kemudian yang dimaksud pasar spot adalah pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi nilai tukar berjalan suatu valuta. Dimana komoditi atau valas dijual secara tunai dengan penyerahan segera. Disebut juga actual market atau physical market.
Dalam pasar spot, dibedakan atas tiga jenis transaksi:
1)      Cash
Transaksi dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan dalam hari yang sama.
2)      Tunggak (Forward Transaction)
Transaksi dimana pengiriman dilakukan pada hari berikutnya., baik secara mingguan atau bulanan.



3)      Spot
Transaksi dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam setelah perjanjian. Dalam transaksi spot biasanya penyerahan valas ditetapkan dua hari kerja berikutnya.
2.    Pasar Forward
Menurut Madura (2000:58-66) Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan valuta lain pada suatu waktu di masa depan yang dikuotasikan oleh bank-bank. Kemudian yang dimaksud Pasar Forward adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang.

III.      Pengawasan Devisa
Dalam sistem ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan melindungi pengaruh depresi dari negara lain, terutama dalam hal negara tsb menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing dibanding dengan permintaannya. Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif lebih sedikit dibanding dengan permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya, yakni untuk tujuan – tujuan yang sesuai dengan program pemerintah. Alokasi biasanya dilakukan dengan menggunakan lisensi impor.
Dalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat menggunakan beberapa cara yaitu:
a.      Individual allocation, setiap pemohon devisa (importir) diadakan penelitian tentang penggunaannya. Apabila pemohon tsb disetujui lalu diberikan izin untuk membeli sejumlah tertentu devisa.
b.      Exchange quota, untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisanya berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu. Apabila devisa sudah tersedia, lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu dilayani sampai jatah untuk kategori impor tsb habis.
c.         Waiting list, ini merupakan pelengkap cara b diatas. Setiap surat permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar menunggu (waiting list) sampai devisa tersedia. 


Tujuan negara menjalankan pengawasan devisa, adalah:
a.      Mencegah terjadinya aliran modal ke luar negeri dan menekan Neraca Pembayaran Internasional (NPI) yang disequilibrium. Apabila suatu negara tidak menghendaki penyeimbangan NPI yg defisit dengan politik deflasi ataupun devaluasi, maka harus diadakan penekanan terhadap defisit tsb dengan cara mengawasi langsung semua transaksi internasional. Cara langsung pengawasan transaksi internasional dengan pengawasan devisa dilakukan dengan mengatur cara memperoleh serta penggunaan devisa. Cara lain di dalam pengawasan devisa adalah dengan melalui quota impor dan izin/lisensi impor. Dengan cara tsb disequilibrium didalam NPI dapat ditekan (suppressed disequilibrium).
b.      Melindungi industri dalam negeri. Dengan pembatasan impor maka pengawasan devisa mempunyai tujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan industri luar negeri.
c.       Memperoleh pendapatan dari pemerintah. Hal ini dilakukan oleh pemerintah dengan cara menetapkan kurs (exchage rate) yg berbeda antara pembelian dan penjualan. Kurs pembelian oleh pemerintah ditetapkan lebih rendah daripada kurs penjualan. Perbedaan kurs inilah yg merupakan pendapatan bagi pemerintah.
d.      Tie In Import Arrangement: penggunaan devisa untuk impor barang tertentu, tetapi dengan syarat importir harus juga membeli barang pelengkap atau barang yang sama hasil produksi didalam negeri dalam proporsi tertentu.

IV.     Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan salah satu faktor eksternal bisnis yang perlu di perhitungkan perusahan bisnis (Pembahasan neraca pembayaran lebih khusus lihat kuliah ke 6)
Situasi



E.       3. Pasar Currency Futures
F.       Menurut Madura (2000:67-68) pasar Currency Futures merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak Currency Futures. Suatu kontrak Currency Futures menetapkan suatu volume standar dari suatu valuta tertentu yang akan dipertukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date) tertentu di masa depan.
G.     4. Pasar Currency Options
H.      Menurut Madura (2000:67-68) menjelaskan pasar Currency Options merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency options. Kontrak currency options dapat diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency call Options menyediakan hak untuk membeli suatu valuta tertentu dengan harga tertentu (yang dinamakan dengan strike price atau exercise price) dalam suatu periode waktu tertentu. currency call options digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang harus dibayarkan di masa depan. currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing dengan harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put options digunakan untuk meng-hedge piutang-piutang valas yang akan diterima di masa depan.








BAB V
MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI DAN TEKNOLOGI INTERNASIONAL
Dalam era globalisasi saat ini, kemajuan proses/operasi, terutama yang berkaitan dengan kemajuan teknologi industry, robotic, rekayasa genetika, komputerisasi, telekomunikasi, transportasi merupakan sumber utama keunggulan daya saing dalam bisnis internasional dalam bentuk keunggulan produktivitas, efisiensi dan efektifitas.
Permasalahan Utama dalam manajemen produksi/operasi internasional berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
·         Peningkatan produktivitas  menghasilkan output maksimal dengan input tertentu)
·         Peningkatan Efisiensi (Menghasilan output maksimal dengan input minimal)
·         Riset dan pengembangan
·         Integrasi vertical dan horizontal bisnis terkait.
Pengadaan dan Ketersediaan Sumber Daya Material
Permasalahan dalam pengadaan  sumber daya material terkait pemilihan antara :
·         Sistem  Sentralisasi (Standarisasi)
·         Sistem Desentralisasi (Spesialisasi)
Sistem Sentralisasi dengan standarisasi, yaitu memproduksi seluruh produknya disatu lokasi dan memasarkan keseluruh pasar yang dimasukinya.
Sistem Desentralisasi dengan spesialisasi, yaitu mempersiapkan network atau jaringan pabrik /palnt dibebepa bagian dunia/tempat dengan masing-masing spesialisasi produk tertentu.
Sistem apapun yang dipakai, pada hakekatnya bertujuan untuk mencapai produktivitas, efisiensi dan Efektifitas system produksi/operasi secara  internasional. Hal ini mendorong MNC menempatkan produksinya yang padat karya dinegara sedang berkembang yang biasanya memiliki tenaga kerja yang relative banyak dan murah.

Lokasi Pabrik/Industri (Plant Location)
Berkaitan dengan pemilihan lokasi pabrik, biasanya dilakukan dengan proses sebagai berikut :
·         Pemilihan suatu Negara tertentu
·         Pemilihan tempat/lokasi didalam Negara tertentu tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan ini antara lain sebagai berikut :
·         Banyaknya konsumen
·         Biaya faktor produksi
·         Kebijakan Pemerintah
·         Peraturan Devisa dan system kurs valas
·         Ketersediaan Infrastruktur
Desain Pabrik
Sangat ditentukan oleh type teknologi manufacturing yang akan digunakan apakah High-tech dan otomatis . atau Less high-Tech dan Semi Otomatis.
Ukuran Pabrik
Besarnya ukuran pabrik ditentukan oleh faktor :
·         Market Size yang akan dilayani
·         Kebijakan integrasi untuk pencapaian skala ekonomi
·         Kebijakan pemerintal local

Manajemen Teknologi Internasional
1.      Sumber teknologi
Sumber teknologi dapat berasal dari hal-hal berikut:
·         Kemampuan menghasilkan teknologi didalam negeri sendiri
·         Mengimpor dari luar negeri
·         Mengimpor barang yang memiliki teknologi yang diinginkan.
Persoalan utama yang dihadapi dalam mencari sumber teknologi ini adalah masalah kepemilikan teknologi
·         Hak Paten
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 1)
·         Trade mark
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
·         Proses rahasia

2.      Transfer Teknologi
Secara umum terdapat tiga tahapan pengembangan teknologi, yaitu sebagai berikut :
·         Invention Stage (tahapan penemuan)
·         Innovation Stage (tahapan Inovasi)
·         Disfussion stage (tahapan penyebaran)
Transfer teknologi termasuk didalam tahapan ketiga, yaitu penyebaran teknologi melalui proses pembelajaran/pelatihan berbagai know-how yang meliputi konsultasi, training, technical dan pengetahuan lainnya.
Berkaitan dengan masalah transfer teknologi, terdapat beberapa permasalahan pokok dan perlu dipertimbangkan yaitu ;
·         Kebutuhan terhadap transfer teknologi
Kebutuhan terhadap transfer teknologi terjadi karena adanya Gap atau kesenjangan antara Negara industry dengan Negara sedang berkembang.
·         Bentuk transfer teknologi
Dalam realisasinya, transfer teknologi dapat berbentuk :
-          Embodied Technology (Teknologi menyatu) seperti material, hardware, capital good, blue prints, design, proses produksi dll.
-          Disembodied technology (terknologi terpisah) seperti Software, Management Marketing, Financial Organisation, Administrative Technique, dll
·         Impor Transfer Teknologi
Untuk impor transfer teknologi yang bersifat nonpropriety technology dan noncommercial biasanya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-          Melalui belajar di Universitas
-          Melalui program training oleh intruktur didalam atau diluar negeri.
Sedangkan untuk transfer teknologi yang bersifat propriety biasanya lebih complicated karena biasanya dilakukan untuk menarik FDI dengan mengembalikan berbagai insentive dalam bentuk peraturan fiscal, lalu lintas devisa dll. Biasanya dilakukan dengan cara Turnkey project, Licensing, membeli formula atau blueprint dll.

·         Pemilihan strategi transfer teknologi
Pemilihan transfer teknologi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
-          Strategy Internalising, yaitu dengan cara membuka cabang perusahaan atau subsidiary diluar negeri atau host country untuk menjual final product.
-          Strategy Externalising yaitu dengan cara menjual teknologi kepada perusahaan local dengan system Licensing, atau turnkey project seperti industry chemical, petro-chemical dll.
·         Pertimbanan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi transfer teknologi
-          Faktor lingkungan ekonomi, politik, dan persaingan.
-          Sifat teknologi yang ditransfer
-          Biaya transfer Teknologi


BAB VI









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI ORGANISASI

ilmu administrasi berkembang sesuai dengan keadaanya yang ada dan mampu menyesuaikan sesuai dengan perkembangan zaman. Perkembangan ilmu ...